HERBISIDA ORGANIK



Herbisida didasarkan pada perbedaan derajat respon tumbuh- tumbuhan:

1. Herbisida Selektif
Herbisida yang bersifat lebih beracun untuk tumbuhan tertentu daripada tumbuhan lainnya. 
Contoh : Ametrin, diuron, oksifluorfen, dan klomazon.

2. Herbisida Nonselektif.
Herbisida yang beracun bagi semua spesies tumbuhan yang ada. 
Contoh : glifosat, glufosinat, paraquat, 2,4-D, MCPA.

Herbisida bahan aktif glifosat merupakan herbisida yang bersifat sistemik bagi gulma sasaran. Selain sifatnya sistemik yang membunuh tanaman hingga mati sampai ke akar-akarnya, juga mampu mengendalikan banyak jenis gulma seperti Imperata cylindrica, Eulisine indinca, Axomophus comprsseus (pahitan), Mimosa invisa (putri malu), Cyperus iria (teki), Echinocloa crussgali (jajagoan) dan lain-lain. Herbisida glifosat yang disemprotkan ke daun efektif mengendalikan gulma rumputan tahunan dan gulma berdaun lebar tahunan, gulma rumput setahun, dan gulma berdaun lebar. Senyawa glifosat sangat mobile, ditranslokasikan ke seluruh bagian tanaman ketika diaplikasi pada daun, dan cepat terurai dalam tanah. 

Gejala keracunan berkembang lambat dan terlihat 1-3 minggu setelah aplikasi (Amiati, 2010 ). Glifosat bersifat sistemik dan non- selektif terhadap pengendalian gulma. Penggunaan herbisida (terutama dengan bahan aktif dan cara kerja yang sama) secara berulang-ulang dalam periode yang lama pada suatu areal dapat menimbulkan dua kemungkinan, yaitu terjadinya dominasi populasi gulma resisten herbisida atau dominasi gulma toleran herbisida (Purba, 2009). Dalam aplikasi di lapangan, tidak semua pestisida mengenai sasaran, kurang lebih hanya 20% pestisida yang mengenai sasaran, sedangkan 8% lainnya jatuh, terakumulasi dan meninggalkan residu di dalam tanah dan
sekitar 78% yang tepat mengenai sasaran. Akumulasi tersebut mengakibatkan terjadinya pencemaran pada lahan pertanian. Apabila masuk ke dalam rantai makanan, sifat beracun dari bahan pestisida ini dapat menimbulkan berbagai penyakit pada manusia (Srikandi, 2010). Sifat glifosat yang sistemik dan non-selektif serta kemungkinan adanya residu pada tanah, diduga dapat menyebabkan pertumbuhan dan hasil tanaman terganggu (Faqihhudin,2014). Salah satu herbisida yang digunakan adalah herbisida paraquat. 

Paraquat merupakan senyawa kimia golongan piridina, bersifat non selektif (kontak) yang digunakan pasca tumbuh inangnya, terutama pada gulma semusim dan rerumputan. Paraquat ini adalah senyawa yang sangat beracun dan berbahaya. Apabila senyawa ini terus terakumulasi di alam maka bisa mengakibatkan pencemaran pada lingkungan, salah satunya pencemaran tanah. Salah satu organisme tanah yang terganggu akibat residu dari senyawa ini adalah cacing tanah. Meskipun residu senyawa paraquat ini tidak mengakibatkan kematian langsung pada cacing tanah, tetapi residu senyawa paraquat di tanah akan masuk ke tubuh cacing tanah dan dapat mengakibatkan penurunan fekunditas dan daya tetas telur cacing tanah.

Pemberian glifosat mempengaruhi beberapa factor pada tanaman yaitu : Jumlah Daun, Luas Daun, dan Berat Basah. Herbisida berbahan aktif Pirazosulfuron etil 10 % merupakan jenis herbisida pra tumbuh dan purna tumbuh serta selektif untuk pertanaman padi, bersifat sistemik artinya dapat bergerak dari daun dan bersama proses metabolisme ikut kedalam jaringan tanaman sasaran. Herbisida jenis ini mampu mengendalikan gulma berdaun lebar maupun teki- tekian (cyperaceae), serta beberapa gulma berdaun sempit meski kadang cenderung kurang efektif.

Cara Membuat Herbisida Organik

1. Cara Pertama
Bahan-bahan
  • Air 4 liter
  • Bawang Merah 1 kg (telah diblender)
  • Garam 2 kg
  • Cuka 80% 2 botol - Belerang 3 ons

Cara Membuat
  • Rebus semua bahan kecuali cuka sampai mendidih. - Lalu angkat dan tunggu sampai dingin. - Setelah dingin campurkan cuka dan di aduk sampai merata. Kemudian disimpan dalam jerigen.
Cara Pemakaian
  • 2 gelas herbisida untuk 1 tangki 10-15liter.-
  • Setelah 2 hari penyemprotan gulma baru terlihat mulai mati.
  • Jika ingin mengoplos herbisida alami diatas. - Bisa dioploskan dengan roundup atau sejenisnya dengan takaran 1 liter
  • roundup 4 liter herbisida organic diatas.

2. Cara Kedua
Bahan-bahan
  • Garam kotor 1 kg
  • Bawang Putih ¼ Kg (yang telah di blender)
  • Pupuk urea 1 kg
  • Sabuk colek 1 wadah
  • Bensin 1 Liter
  • Solar 1 Liter
Cara Pembuatan : Campur semua bahan lalu aduk jadi satu.

Cara Pemakaian : 2 gelas untuk 10-15 liter air.

3. Cara Ketiga
Bahan-bahan
  • Pinang ¼ Kg (yang telah dihancurkan)
  • Ragi tape 1 kantong. - Pupuk urea 1kg
  • Air hujan 5-6 liter. - Roundup/Gramoxon 1 liter (jika ingin menambahkannya)
Cara Membuat
  • Campur semua bahan di dalam ember. - Lalu aduk sampai merata. - Setelah di aduk pindahkan kedalam jerigen lalu tutup rapat.
  • Simpan selama 7-14 hari supaya fermentasi sempurna. - Selama fermentasi berlangsung jauhkan dari jangkauan sinar matahari secara langsung dan anak-anak.

Cara Pemakaian: Gunakan 80-100 cc untuk 11-15 liter.

4. Cara Keempat
Bahan-bahan
  • Belimbing Wuluh ½ Kg (yang sudah di blender)
  • Air fermentasi Kakao 15 liter
  • Sabun colek ½ kg
  • Pupuk Urea 1 kg
  • Air 1 liter
  • Roundup/Gramoxon 1 liter (jika ingin menambahkannya)
Cara Membuat
  • Rebus sabun colek dengan 1 liter air sampai mendidih. - Lalu angkat dan dinginkan. - Setelah itu campur semua bahan menjadi satu dan aduk sampai merata.
Cara Pemakaian: 2 gelas atau ±180-190 cc untuk 15 liter air.

5. Cara Kelima
Bahan bahan
  • Lengkuas ½ Kg (yang sudah dihancurkan)
  • Ragi tape 25 butir
  • Deterjen 60 gram
  • Pupuk ZA ½ kg
  • Air Kelapa 2 liter
  • Roundup/Gramoxon 1 liter (jika ingin menambahkannya)
Cara Membuat
  • Campur semua bahan kecuali Deterjen dan Roundup/gromoxone kedalam ember.
  • Lalu aduk sampai merata. 
  • Setelah itu masukan Deterjen aduk sampai rata. 
  • Lalu masukkan Roundup/Gramoxone. 
  • Aduk lagi sampai semua bahan agar benar-benar tercampur sampai merata. 
  • Lalu masukkan kedalam jerigen.
Cara Pemakaian: 100 cc untuk 13-20 liter air

6. Cara Keenam
Alat yang Dibutuhkan
  • Jerigen ukuran 10 Lt
  • Ember
  • Pisau
Bahan yang Dibutuhkan
  • Air kelapa 5 Lt
  • Ragi 20 – 30 butir
  • Bawang putih 300 gr (sudah diiris)
  • Round Up/ Gramoxon 1 Lt
Cara Membuat
  • Bahan dicampur dan dimasukan kedalam jerigen. 
  • Simpan selama 15 hari. 
  • Setiap 2 hari tutup jerigen dibuka untuk mengeluarkan gas.

Cara Pemakaian
  • Penggunaan cairan herbisida organik menggunakan semprot spriyer "solo" dengan dosis 100cc untuk ukuran per tangki spriyer. Usahakan dalam menyemprot lahan yang bergulma, harus basah kena semprot agar cepat herbisisda membasmi gulma. 
  • Jangan menyemprot diwaktu gerimis atau hujan, ini tidak akan berfungsi seperti yang diharapakan. 
  • Usahakan tidak mengenai tanaman budidayanya karena bisa jadi tanaman budidaya tersebut bukan termasuk galur yang resisten herbisida.

7. Cara Ketujuh
Alat yang Dibutuhkan
  • Jerigen ukuran 10 Lt
  • Ember
  • Pisau
Bahan yang Dibutuhkan
  • Air kelapa 5 Lt
  • Bawang merah ½ Kg (sudah diiris)
  • Derterjen merk apa saja 50 gr
  • Pupuk ZA ½ Kg
  • Ragi tape 10 butir
  • Round Up/ Gramoxon 1 Lt
Cara Membuat
  • Ambil ember atau apa saja untuk wadah mencampur. 
  • Masukan air kelapa dalam ember. 
  • Masukan ragi dan pupuk ZA terus aduk sampai tercampur rata. 
  • Masukan juga detergen sambil terus diaduk. 
  • Terakhir masukan herbisida sambil terus di aduk. 
  • Bila sudah tercampur rata simpan selama 15 hari. 
  • Setiap 2 hari tutup jerigen dibuka untuk mengeluarkan gas.
Cara Pemakaian
  • Penggunaan cairan herbisida organik menggunakan semprot spriyer "solo" dengan dosis 100cc untuk ukuran per tangki spriyer. Usahakan dalam menyemprot lahan yang bergulma, harus basah kena semprot agar cepat herbisisda membasmi gulma. 
  • Jangan menyemprot diwaktu gerimis atau hujan, ini tidak akan berfungsi seperti yang diharapakan. 
  • Usahakan tidak mengenai tanaman budidayanya karena bisa jadi tanaman budidaya tersebut bukan termasuk galur yang resisten herbisida.

8. Cara Kedelapan
Alat yang Dibutuhkan
  • Penumbuk
  • Jerigen ukuran 10 liter
  • Glass ukur
  • Corong
Bahan yang Dibutuhkan
  • Air kelapa 10 liter
  • Ragi 40 butir
  • Mobillin (EM 4+) 20 ml.
Cara Membuat
  • Menyiapkan 10 liter air kelapa. 
  • Menghaluskan ragi sebanyak 20 butir. 
  • Memasukkan hasil penghalusan ragi kedalam jerigen yang didalamnya telah berisi 10 liter air kelapa. 
  • Melarutkan ragi yang telah dihaluskan dengan air kelapa sampai homogen. 
  • Menambahkan 20 ml Mobillin. 
  • Memfermentasikan selama 2 minggu, pada jerigen dalam keadaan tertutup. 
  • Fermentasi disimpan dalam keadaan kedap udara tanpa terkena sinar matahari. 
  • Setiap 2 hari tutup jerigen dibuka untuk mengeluarkan gas yang terbentuk.
  • Herbisida organik Bio Coco siap digunakan.
Cara Pemakaian
  • Penggunaan cairan herbisida organik menggunakan semprot spriyer "solo" dengan dosis 200 ml untuk ukuran per tangki spriyer/ kompresor (16 liter) dan tambahkan air sungai/sumur sampai penuh. Usahakan dalam menyemprot lahan yang bergulma, harus basah kena semprot agar cepat herbisida membasmi gulma. 
  • Jangan menyemprot diwaktu gerimis atau hujan, ini tidak akan berfungsi seperti yang diharapakan. 
  • Usahakan tidak mengenai tanaman budidayanya karena bisa jadi tanaman budidaya tersebut bukan termasuk galur yang resisten herbisida. Jika luas lahan 1 Ha, maka dibutuhkan 10 tangki kompresor (160 liter) yang berarti membutuhkan 200 ml (2 liter) herbisida organik.

9. Cara Kesembilan
Alat yang Dibutuhkan Penumbuk
  • Jerigen ukuran 10 liter
  • Glass ukur
  • Corong
Bahan yang Dibutuhkan
  • Air Sumur10 liter
  • Bawang Putih 0,5 kg. - Ragi 40 butir
  • Mobillin (EM 4+) 20 ml.
Cara Membuat
  • Menyiapkan 10 liter sumur. 
  • Menghaluskan bawang putih sebanyak 0,5 kg. 
  • Menghaluskan ragi sebanyak 20 butir. 
  • Memasukkan hasil penghalusan bawang putih dan ragi kedalam jerigen yang didalamnya telah berisi 10 liter air sumur. 
  • Melarutkan bawang putih dan ragi yang telah dihaluskan dengan air sumur sampai homogen. 
  • Menambahkan 20 ml Mobillin.
  • Memfermentasikan selama 2 minggu, pada jerigen dalam keadaan tertutup. 
  • Fermentasi disimpan dalam keadaan kedap udara tanpa terkena sinar matahari. 
  • Setiap 2 hari tutup jerigen dibuka untuk mengeluarkan gas yang terbentuk. 
  • Herbisida organik Bio Allium siap digunakan.
Cara Pemakaian
  • Penggunaan cairan herbisida organik menggunakan semprot spriyer "solo" dengan dosis 200 ml untuk ukuran per tangki spriyer/kompresor (16 liter) dan tambahkan air sungai/sumur sampai penuh. 
  • Usahakan dalam menyemprot lahan yang bergulma, harus basah kena semprot agar cepat herbisida membasmi gulma. Jangan menyemprot diwaktu gerimis atau hujan, ini tidak akan berfungsi seperti yang diharapakan.
  • Usahakan tidak mengenai tanaman budidayanya karena bisa jadi tanaman budidaya tersebut bukan termasuk galur yang resisten herbisida. Jika luas lahan 1 Ha, maka dibutuhkan 10 tangki kompresor (160 liter) yang berarti membutuhkan 200 ml (2 liter) herbisida organik.

10. Cara Kesepuluh
Alat yang Dibutuhkan
  • Jerigen ukuran 10 Lt
  • Ember
  • Pisau
  • Lumpang Alu
Bahan yang Dibutuhkan
  • Air kelapa 5 Lt
  • Ragi 20 – 30 butir
  • Bawang Putih atau Bawang Merah 250 gr (sudah diiris)
  • Round Up atau Gramoxon 1 Lt
Cara Membuat
  • Menyiapkan Alat dan bahan yang dibutuhkan. 
  • Mengupas bahan berupa bawang putih. 
  • Menumbuk bahan hingga halus. 
  • Menghaluskan Ragi. 
  • Mencampurkan semua bahan kedalam ember. 
  • Mengaduk hingga bahan homogen.
  • Memasukkan bahan yang sudah homogen kedalam jerigen. Mendiamkan selama15 hari. 
  • Setiap 2 hari tutup jerigen dibuka untuk mengeluarkan gas.
--------------------------------------------------------------------------------------
oleh : DR.H.Moch. Agus Krisno B,M.Kes.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

HAMA DAN PENGENDALI ALAMINYA